Kamis, 09 Desember 2010

Ditemukan Dua Spesies Baru Anggrek


Ditemukan Dua Spesies Baru Anggrek

Dendrobium flos-wanua D.Metusala, P.O’Byrne & J.J.Wood dan Dendrobium dianae D.Metusala, P.O’Byrne & J.J.Wood. (Foto: LIPI)
TEMPO InteraktifJakarta - Belantara Kalimantan kembali menampilkan keelokannya dengan hadirnya dua spesies baru anggrek. Dua spesies tanaman berbunga itu diberi nama Dendrobium flos-wanua D.Metusala, P.O’Byrne & J.J.Wood dan Dendrobium dianae D.Metusala, P.O’Byrne & J.J.Wood.

Kedua spesies tersebut kemudian dideskripsikan oleh Destario Metusala dari peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kebun Raya Purwodadi bersama kedua rekannya Peter O’Byrne (praktisi anggrek di Singapura) dan J.J.Wood (peneliti dari Herbarium Kew Botanical Garden-Inggris). Anggrek-anggrek itu masuk dalam marga Dendrobium seksi Calcarifera yang pusat spesiasinya diduga berada di pulau Sumatera.

Anggrek Dendrobium flos-wanua memiliki bunga berwarna hijau kekuningan dengan lebar 2,1-2,2 centimeter. Berbentuk hampir segi empat dan berbelah dangkal di bagian ujungnya. Dalam satu perbungaan biasanya memiliki 2 sampai 8 kuntum bunga yang mekar hampir bersamaan.

Selain bibir bunganya yang lebar, ciri khas unik anggrek yaitu terdapat tonjolan kalus berbentuk “U” yang melintang pada bibir bunganya. Nama flos-wanua berarti “bunga Wanua” yang diambil dari nama Vincent Wanua, seorang hobiis anggrek di Malang yang telah membantu dalam penelitian ini.

Adapun Dendrobium dianae memiliki kedekatan morfologi dengan anggrek Dendrobium muluense dari Sarawak. Perbedaan antara keduanya terletak pada bibir D. Dianae memiliki dua buah kalus sejajar yang memanjang dan membujur dipermukaan cuping tengah bibir bunganya. Anggrek ini memiliki bunga selebar 1,6-1,8 centimeter dengan warna hijau muda polos hingga kuning tua mengkilat dengan pola strip kemerahan pada sepal dan petalnya.

Perbungaannya menggantung dan menggerombol antara 4 sampai 12 kuntum, sehingga rangkaiannya nampak sangat padat. Nama anggrek ini didedikasikan untuk seorang hobiis anggrek sekaligus penggiat konservasi anggrek di Kalimantan Selatan (Banjarmasin) bernama Dian Rachmawaty.

Kedua anggrek ini hidup di ketinggian 300 sampai 900 meter dari permukaan laut dengan intensitas cahaya antara 50 hingga 70 persen. D. flos-wanua umumnya berbunga pada April, Juni dan November, sedangkan D. dianae selalu berbunga sepanjang tahun.

Satu-satunya hama berbahaya bagi dua anggrek yang diduga hanya ada di Kalimantan ini adalah tungau. Setelah diteliti lebih dari dua tahun, dua jenis anggrek itu baru dipublikasikan di jurnal internasional Malesian Orchid Journal pada akhir September 2010.

Rini Kustiani